Mandi Cahaya Bulan
AWAL BULAN PURNAMA |
Mandi purnama adalah kegiatan mandi yang dilaksanakan disaat purnama raya. Sebagaimana kita ketahui bahwa purnama mempengaruhi gaya gravitasi. Sehingga kita bisa melihat disaat purnama ombak sangat tinggi karena pengaruh gaya gravitasi bumi. Mengacu pada hal tersebut, seperti kita ketahui, Air (H2O) merupakan komponen utama yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia. Sekitar 60% dari total berat badan orang dewasa terdiri dari air. Bila air sangat bereaksi terhadap energi purnama, maka air yang ada dalam tubuh manusia juga pasti terpengaruh dengan gaya gravitasi disaat purnama. Bila mandi dilaksanakan dengan menggunakan air dari sumber mata air yang berenergi kuat, seperti CIKAHURIPAN (didalam areal Kebon Raya Bogor), atau Tirta Empul didepan ISTANA TAMPAK SIRING Bali, atau SUMUR TUMANURUNG di areal pemakaman Raja-raja GOA Sulawesi dll sbg nya, maka efek energi akan lebih besar didapat oleh mereka yang melaksanakan mandi purnama, efek rutin mandi purnama adalah, meningkatnya kharisma, awet muda, menarik dan selalu positif dalam bertindak dan bertutur.
Kami mengadakan dan menyediakan acara mandi purnama secara umum, dilaksanakan setiap purnama dengan air sumber. bulan purnama akan bersinar terang di langit gelap dengan bertabur bintang. Semua akan terlihat jelas apabila tak ada awan yang meliputi langit gelap. Hal ini mengigatkan saya pada beberapa hari yang lalu saat saya makan malam di lesehan, tenda memberikan celah saya memandang kearah langit dan ternyata malam itu adalah malam bulan cembung. Seketika saya teringat akan datangnya bulan purnama yang akan tiba dan berkaitan dengan beberapa hal yang saya pernah baca dengan takjub.
Bulan purnama, sejatinya telah memberikan pengaruh luar biasa bagi peradaban berbagai bangsa, berbagai mitos, hingga kisah heroik bisa bergantung kepadanya. Keindahannya pun mempesona pandangan mata. Kepergiannya membuahkan keajaiban bagi sejarah Hagia Sophia. Kenyataannya bulan purnama adalah perjalanan benda penanda waktu.
Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi, dan merupakan satelit alami terbesar ke-5 di Tata Surya. Bulan tidak mempunyai sumber cahaya sendiri dan cahaya Bulan sebenarnya berasal dari pantulan cahaya Matahari. Bulan purnama adalah keadaan ketika Bulan nampak bulat sempurna dari Bumi. Pada saat itu, Bumi terletak hampir segaris di antara Matahari dan Bulan, sehingga seluruh permukaan Bulan yang diterangi Matahari terlihat jelas dari arah Bumi.
Berbagai bangsa telah terpengaruh dengan kehadiran purnama. Karena keindahannya, waktu Padang Rembulan
pada masa lampau oleh anak-anak dimanfatkan dengan bermain di halaman. Karena sinarnya akan tampak menerangi malam saat cahaya penerangan tidak mendominasi bumi. Bahkan ada sebuah cerita masyarakat jawa yang bernama Nawang Wulan di mana seorang anak yang memiliki ibu seorang bidadari akan menjumpai ibunya saat menerawang bulan purnama.
Beberapa mitos terkait bulan purnama juga turut mempengaruhi kepercayaan manusia. Beberapa kebudayaan beranggapan bahwa para penyihir muncul selama Bulan purnama, oleh sebab itu sering di berbagai film sosok penyihir tua menunggangi sapu menjadi sebuah siluet karena sinar bulan purnama. Ada mitos manusia serigala dalam cerita rakyat dan mitologi yaitu orang yang berubah bentuk menjadi serigala dengan munculnya bulan purnama. Mitos lain menyebutkan anak-anak yang lahir pada bulan purnama, akan menjadi kuat. Namun dari itu semua ada satu kisah yang unik terkait mitos bulan purnama yang akhirnya merubah sejarah.
Dalam sejarah, keruntuhan konstantinopel sebagai ibukota Bizantium terjadi karena mitos bulan purnama pada masyarakatnya. Muhammad Al Fatih raja yang memerintah kerajaan Turki Utsmani pada saat perebutan Bizantium sejak hari pertama menjadi sultan, telah mematrikan tekad untuk mewujudkan cita-cita leluhurnya, menaklukkan Konstantinopel. Oleh karena itu, ia menyiapkan segala sesuatunya untuk mewujudkan cita-cita itu. Birokrasi kerajaan ia rapikan, tentara perang ia tata, Strategi ia matangkan dan yang terpenting adalah dia mempelajari seluk beluk masyarakat konstantinopel dengan membaca banyak buku klasik.
Setelah lama menyusuri buku demi buku akhirnya Muhammad Al Fatih menemukan apa yang dicarinya. Dalam sebuah buku dijelaskan tentang keyakinan rakyat Konstantinopel. Mereka percaya bahwa kota mereka akan selalu dilindungi oleh bulan purnama. Bagi mereka bulan purnama ibarat payung suci yang akan selalu memberikan berkah pada Konstantinopel. Pertama kali membaca mitologi ini awalnya Muhammad Al Fatih tidak begitu hirau. Akan tetapi, setelah merenungkannya akhirnya ia memperoleh pelajaran yang cukup berharga, yang kelak pelajaran tersebut akan ia gunakan ketika menyerang Konstantinopel.
6 April 1453 pasukan Turki Utsmani sampai di pintu gerbang Konstantinopel. Sementara itu di laut, kapal-kapal Turki Utsmani telah disiapkan pula. Empat ratus kapal sudah siap melakukan serangan dari lautan. Ketika akan memasuki Tanjung Emas, kapal-kapal tersebut terhalang oleh rantai-rantai besar yang dipasang oleh Bizantium. Sehingga banyak kapal yang berada di tempat tersebut terjebak dan akhirnya karam. Angkatan laut Turki Utsmani berusaha mematahkan rantai-rantai tersebut, tapi tak berhasil. Situasi semakin sulit ketika pasukan bantuan kaisar Bizantium dari Eropa datang untuk membantu angkatan laut Bizantium.
Kegagalan serangan laut membuat gusar Sultan Muhammad. Ia segera mengganti panglima angkatan laut, Palta Oglu dengan Hamzah Pasha. Sementara itu, moral prajurit Turki Utsmani meluruh. Maka ia berpikir keras agar jalan buntu menaklukan konstantinopel bisa diurai. Ia mempunyai keyakinan pasti ada jalan keluar untuk bisa menerobos Tanjung Emas. Dan benar, setelah berpikir dengan serius akhirnya Sultan Muhammad menemukan ide yang menakjubkan, yaitu memindahkan kapal dari lautan lewat darat.
Begitu mendapatkan ide “gila” ini, malam harinya Sultan memerintahkan prajuritnya memindahkan kapal perang dari laut ke darat. Awalnya ide ini dijalankan dengan setengah hati oleh para prajurit Turki Utsmani karena mengira sultan mereka telah gila akibat tidak berhasil melakukan serangan dari laut. Akan tetapi, setelah Sultan Muhammad II menjelaskan secara rinci bagaimana cara memindahkan kapal-kapal itu, mereka mulai bisa menerima.
Sultan memerintahkan pada prajuritnya mengumpulkan kayu gelondongan dan ribuan liter minyak zaitun. Kayu-kayu tersebut kemudian diolesi dengan minyak zaitun agar kapal-kapal perang bisa ditarik ke daratan dengan menjadikan kayu-kayu gelondongan sebagai rodanya. Para prajurit bekerja keras menjalankan perintah sultannya. Mereka terus bekerja sepanjang malam.
Pada malam itu, dengan diterangi bintang gemintang, kapal-kapal perang Turki Utsmani mulai berlayar di daratan. Kapal-kapal tersebut melintasi lembah dan bukit. Sebuah peristiwa yang kelihatannya tidak masuk akal. Akhirnya, berkat kerja keras, ketika pagi telah pecah di ufuk timur, 70 kapal perang Turki Utsmani telah berpindah lokasi, berhasil melintasi Tanjung Emas lewat daratan.
Rakyat Bizantium begitu terkejut melihat peristiwa “kapal-kapal yang berlayar di daratan”. Mereka tak percaya dengan kejadian yang mereka lihat. Sebagian dari mereka menggosok-gosok mata, dan sebagian yang lain mencubit diri mereka sendiri untuk memastikan bahwa semuanya bukan mimpi. Muhammad Al-Fatih telah menukar darat menjadi lautan, melayarkan kapalnya di puncak gunung dan bukannya di ombak lautan.
29 Mei 1453, malam hari dimana tak ada sedikit pun cahaya bulan karena purnama telah berlalu. Pada saat inilah pasukan Turki Utsmani melakukan serangan besar-besaran. Pasukan Turki Ottoman berusaha memasuki benteng Konstantinopel dan akhirnya pasukan Turki Utsmani bisa menguasai kota Konstantinopel melalui pintu Edinerne.
Buku kuno dari Cina berjudul Shu Wen, Ba Zheng Shen Min Lun menegaskan bahwa kuat atau lemahnya tubuh manusia, darah dan energi memang mempunyai hubungan khusus dengan bulan purnama. Salah satu contohnya adalah komplikasi batuk darah akibat penyakit tuberculosis (TBC) yang kebanyakan terjadi 7 hari menjelang bulan purnama.
Ketika bulan purnama tiba, luka memang lebih banyak mengeluarkan cairan merah ini. hal ini dibuktikan oleh Dr. Edson J. Andrews dalam Journal of the Florida Medical Association. Ia menulis bahwa dari 1000 operasi amandel yang dilakukan mendekati bulan purnama, 82 persen-nya mengalami pendarahan pasca-operasi. Akhirnya, banyak dokter yang memilih untuk menunda operasi jika kebetulan bertepatan pada bulan purnama.
Fakta ini jika dikaitkan dengan teori klasik pada buku pengobatan ada korelasinya. Ketika bulan purnama maka air laut akan pasang dan beberapa material cair di bumi akan ikut pasang, hal ini tak terkecuali pada darah manusia. Ibnu Sina mengatakan darah pada saat pertengahan bulan komposisi unsur-unsur dan frekuensinya akan meningkat tajam.
Dalam literatur klasik disebutkan beberapa hari setelah bulan purnama adalah waktu terbaik untuk menarik unsur berat yang cenderung meluap ke arah luar pori-pori kulit dengan mengeluarkan darah dari torehan pada permukaan kulit. Metode ini telah dikenal masyarakat jawa dengan nama cantuk, dan di peradaban mesir dan adopsinya oleh masyarakat asia barat daya telah dipraktekkan sejak lama.
PURNAMA DI PANTAI |
Komentar
Posting Komentar