Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2010

Sabdo Palon

Gambar
P eninggalan budaya pada Jaman Majapahit di Nusantara sekarang ini dapat dilihat situsnya di Mojokerto. Di sana ada Situs Majapahit tetapi karena bahan bakunya dari batu bata, maka tidak bisa bertahan lama, kini tampak telah aus dimakan waktu/keropos, runtuh. Berbeda dengan peninggalan Candi-candi Majapahit yang lain di mana bahannya terbuat dari batu andesit, hingga kini masih utuh. Yang menarik untuk diperhatikan dan dipelajari adalah bagaimana Agama Buddha yang demikian besar di Jaman Majapahit akhirnya mengalami kemunduran hingga lenyap tidak dikenal sama sekali, yang tersisa tinggal berupa kepingan-kepingan sejarah. Hal yang patut dicatat bahwa suatu agama akan berkembang menjadi besar bila didukung oleh beberapa syarat, sekurang-kurangnya ada lima, yaitu: Kalau menjadi agama negara; sehingga kegiatan keagamaan maju pesat karena sepenuhnya didukung oleh raja. Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan lain-lain, dibangun karena sepenuhnya didukung oleh raja. Ditangani ole

tentang semar

Gambar
M elanjutkan refleksi budaya pewayangan pada tulisan pertama yaitu "DUNIA PEWAYANGAN DAN KEKUASAN ORDE BARU" yang membahas tentang etika Jawa berkenaan dengan pimpinan ideal dan kekuasaan, tulisan kedua "MAKNA PERANG BHARATAYUDA DAN PERUBAHAN" yang membahas tentang ketidak sempurnaan manusia dan hakekat perang saudara dalam kerangka menegakkan kebenaran melawan keangkara-murkaan agar terjadi perubahan yang nyatac untuk menuju pada tata masyarakat yang lebih baik, pada tulisan kali ini penulis akan membahas tokoh yang sangat menarik didunia pewayangan yang paling banyak mendapat perhatian dan berbagai intrepertasi simbolik yang sangat bervariasi yaitu tokoh Semar dengan senjata ampuhnya "Kentut"yang merupakan bagian terakhir dari trilogi pewayangan. Semar adalah tokoh utama panakawan - arti dari panakawan adalah pana yang berarti bijaksana dan kawan berarti teman jadi artinya adalah teman yang bijaksana - bersama-sama ketiga anaknya yang bernama Gareng,