Legenda pemindahan Meru ke Jawa
Legenda pemindahan Meru ke Jawa
Dalam kitab ini dikisahkan Batara Guru (Shiwa)
memerintahkan dewa Brahma dan Wishnu untuk mengisi
pulau Jawa dengan manusia. Karena pulau Jawa saat itu masih mengambang di
lautan luas, terombang-ambing, dan senantiasa berguncang, para dewa memutuskan
untuk memakukan Pulau Jawa dengan cara memindahkan Gunung Mahameru di India ke
atas Pulau Jawa. Dewa Wisnu menjelma
menjadi seekor kura-kura raksasa menggendong gunung itu dipunggungnya,
sementara Dewa Brahma menjelma
menjadi ular naga raksasa yang membelitkan tubuhnya pada gunung dan badan
kura-kura sehingga gunung itu dapat diangkut dengan aman.
Dewa-dewa tersebut meletakkan gunung itu di atas bagian
pertama pulau yang mereka temui, yaitu di bagian barat pulau Jawa. Tetapi berat
gunung itu mengakibatkan ujung pulau bagian timur terangkat ke atas. Kemudian
mereka memindahkannya ke bagian timur pulau Jawa. Ketika gunung Meru dibawa ke
timur, serpihan gunung yang tercecer menciptakan jajaran pegunungan di pulau
Jawa yang memanjang dari barat ke timur. Akan tetapi ketika puncak Meru
dipindahkan ke timur, pulau Jawa masih tetap miring, sehingga para dewa
memutuskan untuk memotong sebagian dari gunung itu dan menempatkannya di bagian
barat laut. Penggalan ini membentuk Gunung Pawitra, yang sekarang dikenal
dengan nama Gunung Penanggungan, dan
bagian utama dari Gunung Meru, tempat bersemayam Dewa Shiwa, sekarang dikenal
dengan nama Gunung Semeru.
Pada saat Sang Hyang Shiwa datang ke pulau
Jawa dilihatnya banyak pohon Jawawut, sehingga pulau tersebut dinamakan Jawa.
Wisnu kemudian menjadi raja yang pertama yang berkuasa di pulau Jawa dengan
nama Kandiawan. Ia mengatur pemerintahan, masyarakat, dan keagamaan.
Komentar
Posting Komentar